Anak Belajar Dari Kehidupan

Jika Anak Dibesarkan Dengan Celaan, Ia Belajar Memaki

Jika Anak dibesarkan Dengan Permusuhan, Ia Belajar Menentang

Jika Anak Dibesarkan Dengan Cemoohan, Ia Belajar Rendah Diri

Jika Anak Dibesarkan Dengan Penghinaan, Ia Belajar Menyesali Diri

Jika Anak Dibesarkan Dengan Toleransi, Ia Belajar Menahan Diri

Jika Anak Dibesarkan Dengan Dorongan, Ia Belajar Percaya Diri

Jika Anak Dibesarkan Dengan Pujian, Ia Belajar Menghargai

Jika Anak Dibesarkan Dengan Sebaik-baiknya perlakuan, Ia Belajar Keadilan

Jika Anak Dibesarkan Dengan Rasa Aman, Ia Belajar Menaruh Kepercayaan

Jika Anak Dibesarkan Dengan Dukungan, Ia Belajar Menyukai Dirinya

Jika Anak Dibesarkan Dengan Kasih Sayang & Persahabatan, Ia Belajar Menemukan Cinta Dalam Kehidupan

(Dorothe Law Nolte, 1982)

Cetak Anak JENIUS Sejak dalam Kandungan

Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh, nakal, atau pemarah. Pasalnya, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh perilaku orangtua, bahkan sejak dalam kandungan. Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) mengunjungi salah seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang sahabat meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.

Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang sahabat. Kata Nabi, “Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut istrimu saat sedang mengandung?” “Benar,” jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut. Cerita ini bukti bahwa mendidik anak sudah harus dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan. Selain makanan yang dimakan sang ibu haruslah halal dan berkah, didikan secara fisik juga perlu dilakukan.

Menurut dokter spesialis anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. kecerdasan seorang anak sudah bisa dirangsang ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya. Secara umum, kata Sudjatmiko, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua kepada sang anak ketika masih berada dalam kandungan. Yaitu, terpenuhinya kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan rangsangan. Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa. Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. “Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya,” ungkap Sudjatmiko.

Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya. Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari. Apakah si ibu mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan dari suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak wajar. “Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah berkomitmen dengan suami serta dukungan dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram,” paparnya.

Lebih lanjut Sudjatmiko mengatakan, si ibu harus perhatian terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus perutnya karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter atau zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang. Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman, sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah. “Yang paling baik adalah berikan rangsangan berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi,” ujarnya.

Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif dilakukan ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.Karenanya, pada kondisi demikian, seorang ibu hamil harus tetap menjaga makanannya sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi. Misalnya, dengan suntik TT.

Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan. Lalu pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), lakukan tiga minggu sekali. Setelah itu dua minggu sekali, bahkan mendekati partus lakukan setiap minggu. Sudjatmiko juga manganjurkan agar saat mengandung si ibu tidak meminum obat-obatan yang, katanya, bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Sebab, obat-obatan semacam itu tidak banyak berfungsi. “Pemberian obat semacam itu percuma saja. Tidak akan berpengaruh apa-apa. Yang penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik,” katanya.

Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi. Yaitu, nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa asupan protein, karbohidrat, atau mineral. Nutrisi, kata Sudjatmiko lagi, bukan hanya dibutuhkan ketika ibu sedang mengandung. Ketika si ibu siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu sudah siap. Proses kehamilan pun akan berlangsung baik. Selain itu, ibu hamil tak boleh dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya, malaria, tipus, bahkan batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi perkembangan si janin.

Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin dengan memperdengarkan musik klasik, atau — lebih baik lagi — bacaan ayat suci al-Qur’an.

Suara-suara yang berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang ini bisa memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin. Bahkan, si janin bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama tersebut. Selain itu, si ibu bisa membacakan cerita-cerita menarik buat si janin, atau mengajaknya mengobrol. Apalagi jika saat mengobrol tersebut si ibu mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang. Tips mendidik bayi saat dalam kandungan

  1. Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran, terutama surah Yusuf, Mariam, Luqman, dan at-Taubah.
  2. Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan menjadi anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
  3. Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
  4. Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan badannya.
  5. Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam kandungan.
  6. Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya saat hamil.
  7. Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motivasi kepada istrinya.

Nutrisi yang dianjurkan adalah yang alami

Seorang ibu hamil memerlukan nutrisi lengkap yang cukup untuk kesehatan dirinya dan janin yang dikandungnya. Nutrisi ini akan sangat membantu pertumbuhan organ-organ penting si janin dan membantu mempertahankan daya tahan tubuh si ibu. Selain karbohidrat dan protein yang dikonsumsi selama hamil, si ibu juga perlu menambah asupan mineral yang cukup. Karena dengan mineral ini daya tahan tubuh kita tetap seimbang dan sirkulasi asupan makanan di tingkat seluler dapat berjalan dengan baik.

Mineral dapat diperoleh dari sayuran, susu, daging, dan sebagainya. Namun jika hanya mengandalkan makanan, mineral akan sangat kurang karena kandungannya sangat rendah, sementara saat hamil dibutuhkan mineral lebih banyak. Misalnya saja kalsium. Kenapa kalsium? karena kalsium pada tubuh yang normal (tidak dalam keadaan hamil) saja dibutuhkan sekitar 1000 mg perhari (WHO), berarti saat hamil kebutuhan tersebut menjadi lebih tinggi. Langkah petugas medis untuk mencegah kekurangan kalsium ini biasanya membekali ibu hamil suplementasi tablet kalsium 500 mg yang diminum setiap hari, yang berarti masih kurang 500 mg lagi. Padahal suplemen kalsium dari produk farmasi, biasanya merupakan kalsium anorganik, penyerapannya sangat kurang (antara 40-60% saja), yang berarti semakin berkurang lagi, bahkan defisit setiap harinya. Oleh karena itu dibutuhkan kalsium organik yang lebih cepat dan lebih banyak diserap oleh tubuh, dan juga aman bagi ginjal.

Tianshi dengan Nutrient High Calsium-nya bisa menggantikan kekurangan tersebut. Dengan komposisi kalsium dosis tinggi (1 kotak 4000 mg) yang terbuat dari ekstrak sumsum tulang sapi, kalsium Tianshi mampu diserap oleh tubuh lebih banyak (95-98%) dan sisanya dikeluarkan seluruhnya melalui keringat dan urine. Karena hampir seluruhnya diserap tubuh, maka kalsium ini aman untuk dikonsumsi oleh siapapun termasuk ibu hamil yang jelas-jelas memerlukan kalsium dalam kadar tinggi. Selain itu kalsium Tianshi pun mengandung nutrisi pelengkap seperti multivitamin dan mineral tambahan.

Karena penyerapannya yang maksimal, maka penyerapan kalsium pada janin untuk pertumbuhan organ seperti tulang belulangnya, organ jantung, dan lain-lain termasuk otak menjadi lebih baik dan sempurna. Jangan sampai janin yang dikandung kekurangan kalsium sehingga janin terlahir dalam keadaan cacat baik mental maupun fisiknya. Jika pertumbuhan janin sangat baik dan sempurna, maka sudah bisa dipastikan ibunya juga dalam keadaan sehat. Jika ibunya sakit atau minimal mengidap suatu penyakit (baik sudah diketahui ataupun tidak), akan tercermin pada janin yang dikandungnya apakah sehat atau tidak.

Dengan pertumbuhan otak yang sempurna ditunjang dengan nutrisi yang luar biasa, maka si ibu dan calon bapaknya tinggal mengembangkan saja seperti cara-cara di atas. Ibaratnya jika pita kaset atau keping CDnya baik dan recorder-nya juga baik, maka kita tinggal merekamnya saja dengan hal-hal yang baik, sudah bisa dipastikan hasilnya pun baik.

Nah, bagaimana dengan cara Anda merawat kehamilan Anda? Akankah Anda mencetak generasi unggulan juga? Jangan salahkan orang lain jika salah merawat janin sejak dalam kandungan…

Dikutip dari http://dokternasir.web.id/